KONDISI
PENDUDUK INDONESIA
A.
PENGERTIAN
PENDUDUK
Pengertian Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh
aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1.
Orang yang tinggal di daerah tersebut.
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggaldi situ.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal didaerah lain. Kepadatan penduduk dihitung
dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana
mereka tinggal. Pertambahan Penduduk di
Indonesia Penduduk dunia saat ini telah
mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang.
Sementara itu, United Nations (2001) memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di
negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angkaini
merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total negara-negara berkembang pada umumnya, yakni
sekitar 1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di
negara-negara maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga
angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan perkotaan di negara-negara berkembang tetap lebih cepat
disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut.. Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia telah
mencapai lebih dari 85 juta jiwa, denganlaju kenaikan sebesar 4,40 persen per
tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah
itu kira-kira hampir 42 persen dari total jumlah penduduk. Mengikuti kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005) diperkirakan bahwa jumlah
penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah jumlah
penduduk Indonesia tinggaldi wilayah
perkotaan. Hal ini tentu saja berdampak sangat luas padaupaya perencanaan dan
pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan. Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa penduduk
berbondong-bondong pindah dari perdesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain penduduk melakukan urbanisasi. Secara demografis sumber
pertumbuhan penduduk perkotaan adalah pertambahan penduduk alamiah, yaitu
jumlah orang yang lahirdikurangi jumlah yang meninggal; migrasi penduduk
khususnya dari wilayah perdesaan (rural) ke
wilayah perkotaan (urban); sertareklasifikasi, yaitu perubahan status suatu
desa (lokalitas), dari lokalitasrural menjadi lokalitas urban, sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan dalam Sensus oleh Badan Pusat
Statistik. Pertambahan penduduk alamiah
berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan reklasifikasi memberikan andil dua pertiga
kepada kenaikan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia, dalam kurun 1990-1995. Dengan kata
lain migrasi sesungguhnya masih merupakan faktor utama dalam penduduk perkotaan di Indonesia. Kegiatan industri dan jasa di
kota-kota tersebut yang semakin berorientasi pada perekonomian global, telah mendorong perkembangan fisik dan sosial
ekonomi kota, namun semakin memperlemah keterkaitannya (linkages) dengan ekonomi lokal, khususnya ekonomi perdesaan. Dampak yang paling nyata
hanyalah meningkatnya permintaan tenaga kerja, yang pada gilirannya sangat memacu laju pergerakan penduduk dari desa ke kota.
1
B.
KONDISI
PENDUDUK INDONESIA
Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang
terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar dari Sabang (ujung Sumatra
Utara) sampai Merauke (ujung Papua).
1.
Pembagian Ras Penduduk Indonesia
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya, masyarakat Indonesia dapat dibedakan
menjadi 4 (empat) kelompok ras, yaitu:
a.
Kelompok ras Papua Me lanezoid, terdapat di Papua/Irian, Pulau Aru,
Pulau Kai.
b.
Kelompok ras Negroid, antara lain orang Semang di semenanjung Malaka, orang Mikopsi di
Kepulauan Andaman.
c.
Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatra Selatan
dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan
orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
d.
Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi 2 (dua) golongan.
1)
Ras Proto Melayu (Melayu Tua) antara lain Suku Batak, Suku Toraja, Suku
Dayak.
2)
Ras Deutro Melayu (Melayu Muda) antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa,
Bali.
Di samping kelompok ras di atas,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari kelompok warga keturunan Cina (ras
Mongoloid), warga keturunan Arab,
2
Pakistan, India, ras Kaukasoid, dan sebagainya
yang hidup berdampingan membaur menjadi satu warga negara Indonesia. Masyarakat
Indonesia tidak mengenal superioritas suatu ras dan tidak menganut paham
rasialisme.
Salah satu perekat suku bangsa yang
berbeda-beda di Indonesia adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang termasuk
dalam rumpun bahasa Austronesia.
2.
Keanekaragaman Suku Bangsa
Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri
atas beberapa suku bangsa (etnis) yang masing-masing memiliki bahasa dan adat istiadat
serta budaya yang berbeda. Menurut hasil penelitian Hilderd Geertz, Indonesia
terdiri dari 300 etnis yang berbeda-beda. Adapun menurut penelitian MA Jaspan,
masyarakat Indonesia terdiri atas 366 etnis dengan kriteria pada bahasa daerah,
kebudayaan serta susunan masyarakatnya. Lain lagi menurut penelitian Van Vollenhoven
yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia terbagi menjadi 19 lingkaran hukum
adat dengan berbagai suku bangsa (etnis) yang ada di dalamnya.
Lalu apakah yang dimaksud etnik itu? Apa
pula bedanya dengan ras?
Robertson pada tahun 1977 mengemukakan
pendapatnya bahwa kelompok etnik adalah sejumlah besar orang yang memandang diri
dan dipandang oleh kelompok lain memiliki kesatuan Kondisi Fisik, Wilayah, dan
Penduduk Indonesia budaya yang berbeda.
Hal ini terjadi sebagai akibat dari sifat-sifat budaya bersama dan interaksi
timbal balik yang terus menerus.
Jika istilah ras berkaitan dengan
ciri-ciri fisik tubuh, etnisitas lebih berkaitan dengan karakteristik budaya
suatu kelompok tertentu. Karakterisrik budaya ini dibentuk dan dihasilkan oleh
perbedaan bahasa, agama, suku bangsa, kedaerahan, dan tempat lahir.
Hal yang membedakan antara etnis yang satu
dengan yang lainnya adalah perbedaan bahasa (bahasa daerah) dan adat istiadat. Perbedaan
adat istiadat menunjukkan perbedaan kebudayaan yang nampak dari pola perilaku
atau gaya hidup. Pola perilaku orang Batak yang suka bicara terus terang,
sehingga terkesan tegas dan keras sangat berbeda dengan pola perilaku orang
Jawa Tengah (khususnya Solo dan Jogja) yang suka berbicara hati-hati penuh dengan
sindiran secara halus sehingga berkesan kurang tegas.
Secara rinci dapat kita uraikan tentang
perbedaan antara etnis yang satu dan lainya, dalam hal:
a.
Perbedaan bahasa daerah.
b.
Perbedaan tata susunan kekerabatan, misalnya ada yang menganut
patrilineal, matriliniel, dan parental.
c.
Perbedaan adat istiadat, misalnya dalam upacara perkawinan, upacara
adat, hukum adat, dan lain-lain.
d.
Perbedaan sistem mata pencaharian.
e.
Perbedaan teknologi, misalnya bentuk arsitektur rumah/bangunan adat,
peralatan kerja tradisional.
f.
Perbedaan kesenian daerah.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan
perbedaan bahasa dan adat istiadat adalah:
a.
Keadaan dan letak geografis yang berbeda.
b.
Pemukiman penduduk yang terpisah-pisah di pulau-pulau terpencil yang
menghambat kontak dengan daerah lain.
c.
Latar belakang sejarah yang berbeda.
d.
Lingkaran hukum adat dan kemasyarakatan
yang berlainan.
3
|
C.
JUMLAH
PENDUDUK INDONESIA
TAHUN
|
JUMLAH PENDUDUK
|
1971
|
119.208.229
|
1980
|
147.490.298
|
1990
|
179.378.946
|
1995
|
194.754.808
|
2000
|
206.264.595
|
2005
|
218.868.791
|
2006
|
222.051.300
|
2007
|
224.904.900
|
2008
|
227.779.100
|
2009
|
230.632.700
|
2010
|
233.477.400
|
2012
|
244.775.796
jiwa.
|
D.
PERBANDINGAN
JUMLAH PENDUDUK INDONESIA
1.
Indonesia dengan Negara ASEAN
NEGARA
|
Tahun 2005
|
Tahun 2010
|
Tahun 2011
|
Indonesia
|
218.868.791
|
233.477.400
|
245,613,043
|
Malaysia
|
23.522.482
|
28.274.729
|
28,728,607
|
Singapura
|
4.425.720
|
4.701.069
|
5,246,787
|
Filiphina
|
86.241.697
|
99.900.177
|
101,833,938
|
Thailand
|
64.865.523
|
67.089.500
|
66,720,153
|
Vietnam
|
82.689.518
|
89.571.130
|
90,549,390
|
Myanmar
|
42.909.464
|
|
|
Laos
|
5.631.585
|
6.368.162
|
6,477,211
|
Kamboja
|
13.363.421
|
14.453.680
|
|
Brunei Darussalam
|
365.251
|
395.027
|
401,890
|
·
Kepadatan
penduduk : Indonesia berada pada urutan ke-5, yaitu 114 jiwa per km2,
Singapura memiliki kepadatan penduduk paling tinggi dan Brunei Darussalam
memiliki kepadatan penduduk terendah
·
Pada
tahun 2005, laju perumbuhan penduduk Indonesia menempati urutan ke-6 (1,45% per
tahun), setelah Laos (2,3% per tahun) Filipina (2,0% per tahun) Malaysia (1,80%
per tahun), Brunei Darussalam (1,9% per tahun), Kamboja (1,8% per tahun) serta
Singapura dan Thailand (0,8% per tahun)
2.
Indonesia dengan Negara-negara di Dunia
·
Jumlah
penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (215,27 juta jiwa), setelah Cina
(1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa) dan Amerika Serkat (295 juta
jiwa) pada tahun 2005.
·
Negara
terpadat penduduknya adalah Macao (22.260 jiwa per km2), setelah itu
Monako (16.135 jiwa per km2) dan
Singapura (7.461 jiwa per km2). Indonesia memiliki kepadatan
penduduk jauh di bawah ketiga negara tersebut, yaitu sebesar 341 jiwa per km
Di
negara-negara ASEAN, beberapa negara pertumbuhan penduduknya masih tergolong
tinggi. Akan tetapi secara keseluruhan persentase pertumbuhan penduduk telah
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
4
E. SUSUNAN
PENDUDUK
Susunan
penduduk dapat didasarkan, antara lain atas:
•
umur,
•
jenis
kelamin,
•
mata
pencaharian,
•
penyebaran
penduduk,
•
pendidikan,
dan
•
agama.
Susunan
penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Contohnya seperti berikut.
1) Susunan
penduduk menurut umur dan jenis kelamin
Jumlah
penduduk menurut umur dan jenis kelamin dijadikan dalam satu tabel, dengan
kelompok umur pada jenjang lima tahunan. Susunan penduduk menurut umur dan
jenis kelamin dapat menunjukkan beberapa gambaran seperti:
•
jumlah
tenaga kerja produktif dan non produktif,
•
pertambahan
penduduk,
•
angka
ketergantungan,
•
rasio
laki-laki dan perempuan, dan
•
usia
sekolah.
2) Susunan
penduduk atas dasar mata pencaharian.
Susunan
ini mendasarkan atas mata pencahariannya. Penduduk dikelompokkan menjadi
kelompok petani, pedagang, pegawai negeri, TNI/POLRI, karyawan swasta, penjual
jasa dan lain-lain.
Susunan
penduduk atas dasar mata pencaharian menginformasikan mayoritas pekerjaan di
suatu daerah. Hal itu berguna bagi pemerintah untuk mengambil keputusan, apakah
perlu pelatihan dan penyuluhan dalam bidang pertanian,
perikanan, atau pertukangan, dan lain sebagainya.
3) Susunan
penduduk menurut tingkat pendidikan.
Penduduk
dapat dikelompokkan atas dasar pendidikannya. Misalnya:
•
penduduk
tidak sekolah,
•
tidak
tamat Sekolah Dasar;
•
tamat
Sekolah Dasar;
•
tidak
tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama;
•
tamat
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama;
•
tidak
tamat Sekolah Lanjutan Menengah Umum/Kejuruan;
•
tamat
Sekolah Menengah Umum/Kejuruan;
•
tidak
tamat Akademi/Perguruan Tinggi; dan
•
tamat
Akademi/Perguruan Tinggi.
Susunan
penduduk menurut pendidikan dapat dipergunakan oleh penentu kebijakan
pendidikan, seperti penentuan penambahan sekolah, penambahan guru, buku paket,
penambahan sarana dan prasarana sekolah.
5
F.
PERMASALAHAN
PENDUDUK INDONESIA
1.
Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor
terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek
pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1)Penyediaan tenaga kerja dalam masalah
sumber daya alam.
2)Mempertahankan keutuhan negara dari
ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1)Pemerintah harus dapat menjamin
terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih
terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya
penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2)Penyediaan lapangan kerja, sarana dan
prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan
kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu
pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.
Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional
pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan
menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun,
tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98%
pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana
merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan
keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga
anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil
diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga
terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga
Berencana yaitu:
1)Menurunkan angka kelahiran agar
pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan peningkatan produksi.
kemampuan peningkatan produksi.
2)Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk
mencapai keluarga sejahtera
3)Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak
merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan
dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah
daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan
kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980
sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan
tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk,
yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian
dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum
dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di
6
luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada
kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam
melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan
negara.
2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a.
Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk
Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan
penduduk adalah dengan melihat:
1)
Angka Kematian
2)
Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang
rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk
yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan
penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli
pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi
dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b.
Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya
indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM
berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi
diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia
adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan
demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi
orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus
dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang
dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan
terhadap kesejahteraan penduduk.
c.
Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin,
jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar.
Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut
standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM.
Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat
kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya
sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
7
G. UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut adalah:
1.
Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga
Berencana (KB).
2.
Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
a.
Program Transmigrasi
b.
Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3.
Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a.
Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b.
Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
4.
Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a.
Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua
daerah di Indonesia.
b.
Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga
kerja
c.
Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan
milik pemerintah
d.
Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e.
Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga
pemerintah
5.
Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a.
Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya
usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b.
Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih
banyak menyerap tenaga kerja.
c.
Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha.
Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat
mendorong kegiatan ekonomi.
8
Faktor
yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah
sebagai berikut :
a.
|
Penunjang
Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai 3. Keadaan gizi penduduk yang rendah 4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir 5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan |
b.
|
Penghambat
Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
1. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan 2. Fasilitas kesehatan yang memadai 3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk 4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan 5. Kemajuan di bidang kedokteran. |
c.
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah jumlah kematian
setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah :
Contoh
: Jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 21.000.000 jiwa. Jumlah
kelahiran dalam setahun sebanyak 315.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran kasar
negara tersebut ?
Hal ini berarti setiap 1000 orang, penduduk yang meninggal rata-rata 15 orang dalam setahun.
Penggolongan
angka kelahiran kasar :
1. angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk 2. angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk 3. angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk |
9
DAFTAR PUSTAKA
Buku BSE GALERI PENGETAHUAN TERPADU SOSIAL
http://gusschool.wordpress.com
by: Irfan Cahyanto
Aditya Kriswahyudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar